Selasa, 27 November 2012

USAHA KUE DAN ROTI


          USAHA KUE DAN ROTI
 
                           Kata Pengantar

   Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan suatu anugerah pada kami sehingga kami  dapat menyusun tugas makalah tentang Usaha Kecil Menengah (UKM).  Karena itu Kami berterima kasih kepada pengajar yang telah memberikan kami pelajaran Mengenai Ekonomi Koperasi ini . didalam makalah ini kami akan menjelaskan salah satu contoh Usaha Kecil Menengah (UKM) mengenai bagaimana cara tempat dan pemasarannya,penetapan harganya, dan juga analisis usaha. Untuk lebih jelasnya kami akan menjelaskan lewat makalah ini yang semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Pendahuluan
Pembahasan usaha kecil/menengah mengenai pengelompokan jenis usaha yang meliputi usaha industri dan usaha perdagangan. Pengertian tentang usaha kecil/menengah (UKM) tidak selalu sama, tergantung konsep yang digunakan Negara tersebut. Mengenai pengertian atau definisi usaha kecil ternyata sangat bervariasi, disatu Negara berlainan dengan Negara lainnya.
Mengacu Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995, kriteria usaha kecil dilihat dari segi keuangan dan  modal yang dimilikinya adalah :

1.   Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha), atau
2.   Memiliki hasil penjualan paling banyak RP. 1 miliar/tahun

Untuk kriteria usaha menengah :

1.   Untuk sektor industry, memiliki total asset paling banyak Rp. 5 miliar, dan
2.   Untuk sektor nonindustri, memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 600 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 3 miliar.
INPRES No. 10 Tahun 1999 mendefinisikan usaha menengah adalah unit kegiatan yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp. 200 juta sampai maksimal Rp. 10 miliar (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha).
Pengertian UKM dilihat dari kriteria jumlah pekerja yang dimiliki berbeda antara Negara yang satu dengan Negara yang lain. Di Negara yang satu mungkin diklasifikasikan sebagai UKM bagi Negara lain bisa termasuk usaha besar.

      Bisnis-bisnis rumahan sebagai bagian dari usaha kecil menengah (UKM) yang sekarang terus berrkembang ternyata telah menjadi pengaman bagi perekonomian Indonesia . Bagaimana tidak diperkirakan ada sekitar 40 juta pengusaha kecil dan menengah yang berkembang di seluruh Indonesia. Itu artinya 99% pengusaha di Indonesia adalah pengusaha kecil dan menengah. Siapa mereka? Ternyata mereka adalah pelaku bisnis rumahan.
         Bisnis rumahan adalah usaha yang dijalankan dari rumah yang sebagian atau seluruh kegiatannya bias saja dilakukan diluar rumah tetapi pusat dari kegiatan itu tetap dijalankan dari rumah. Ada banyak keuntungan usaha dirumah selain tak harus pusing memikirkan biaya sewa tempat, usaha ini bisa tumbuh menjadi tak sekedar usaha sampingan. Biaya transportasipun juga bisa diminimalisasikan. 

         
         Teori Dari Usaha Kue Dan Roti

Salah satu tempat dalam rumah yang masih bias dimaksimalkan untuk mendatangkan keuntungan adalah dapur, apalagi jika anda suka memasak. Kegemaran dan keahlian bisa dapat dimanfaatkan untuk mendapat uang tambahan. Selain masak untuk keluarga, kita bisa memanfaatkan dapur untuk membuat makanan lain, seperti kue dan roti. Dengan biaya yang tidak begitu besar dan trik yang tepat, kita bisa mendapat keuntungan maksimal dari kue dan roti. Alat – alat untuk membuatnya pun sebagian besar pasti sudah tersedia di dapur.

                       Pembahasan Kue Dan Roti

            “Rumahku, Istanaku”, anda pasti sudah akrab dengan perumpamaan ini. Tapi, dizaman sekarang perumpamaan tersebut sudah selayaknya diubah menjadi “Rumahku, Tempat Usahaku”. Dengan semakin sempit dan sedikitnya lahan usaha, menjadikan rumah sebagai tempat mencari nafkah tampaknya bisa menjadi solusi yang menguntungkan.
            Lalu, bagaimana caranya? Mudah saja, anda bisa menjalankan bisnis yang memang bisa dikerjakan dirumah diantaranya usaha kue dan roti
·         Usaha Kue Dan Roti
         Salah satu tempat dalam rumah yang bisa dimaksimalkan untuk mendatangkan keuntungan adalah dapur, apalagi jika anda suka memasak. Kegemaran dan keahlian anda dapat di manfaatkan untuk mendapat uang tambahan. Selain masak untuk keluarga anda bisa memanfaatkan dapur untuk membuat makanan lain seperti kue dan roti dengan biaya yang tidak begitu besar dan trik yang tepat anda bisa memulai bisnis ini.

1.      Pembelian Alat Dan Bahan Baku
      Sebelum proses produksi dimulai anda harus melakukan survei harga terlebih dahulu diberbagai toko bahan baku kue dan roti. Usahakan untuk mencari harga yang relative murah tetapi kualitasnya tetap terjamin dan belilah dalam jumlah banyak agar dapat menghemat ongkos transportasi. Sementara itu untuk pengadaan alat dan bahan anda bisa saja membeli peralatan second. Tapi pastikan kualitasnya masih bagus, dan yang terpenting mudah digunakan serta hemat listrik atau gas.

      Kue Dan Roti adalah jenis makanan yang tidak tahan lama maka dari itu untuk menyimpannya anda membutuhkan sebuah etalase khusus. Dalam etalase ini roti dan kue bisa bertahan maksimal tiga hari.

      Berikut ini adalah beberapa alat sederhana yang sangat dibutuhkan jika anda ingin membuka usaha ini :

Keterangan
Nilai (Rp)
Stand Mixer
Blender (1,5 L)
Microwave
Microwave (800 Watt)
Oven Toaster
Teflon Presto (24 cm)
Kompor Gas
Lemari Es (172 L)
Frypan
Loyang
Saucepan (16 cm)
Peralatan Masak (sodet)
Panci
  137.900
   209.900
1.259.000
   949.000
   489.000
   339.900
  219.000
                         1.549.000
    25.000
   20.000
 109.900
  20.000
 17.000
                             
2.      Tempat Dan Pemasaran
      Jika anda belum mempunyai tempat penjualan, anda dapat saja menitipkan kue atau roti buatan anda tersebut ditoko-toko dengan system bagi hasil. Misalnya dari harga Rp.1000 untuk satu potong kue atau roti yang anda patok, pemilik tokok mungkin akan menjualnya dengan harga Rp.1.300 atau anda juga bisa memakai dua cara sekaligus,yaitu terus menitipkan produksi anda ditoko-toko dan juga membuka outlet dirumah. Tapi mengingat konsumen kue dan roti tidak terbatas usia maka dirumahpun anda bisa membuka outlet sederhana dengan target pasar utama adalah tetangga sekitar. Mungkin anda bisa menawarkan saat arisan, pengajian, atau pertemuan RT dengan harga relative murah.

3.      Penetapan Harga
      Harga yang anda tetapkan tidak hanya ditentukan dengan berdasarkan harga bahan dan isi kue tetapi juga berdasarkan waktu dan tingkat kesulitan pengerjaannya misalnya jika anda membuat kue tart untuk ulang tahun atau pernikahan, keterampilan anda dalam menghias kue juga patut diperhitungkan meskipun harga bahan bakunya tidak begitu besar. Sebagi gambaran :
-          Kue ulang tahun (tergantung diameter & kerumitan) = Rp. 160.000 - Rp.500.000
-          Aneka bolu = Rp.17.000 – Rp.25.000
-          Aneka tart potong (satuan) = Rp.1000 – Rp.2.000
-          Pisang molen = Rp.1000 – 2.000

4.      Analisis Usaha
Asumsi yang dipakai dalam menganalisa usaha adalah :
-          Masa pakai kompor dan tabung gas adalah tiga tahun
-          Masa pakai lemari es adalah lima tahun
-          Masa pakai microwave adalah dua tahun
-          Masa pakai stand mixer adalah satu tahun
-          Masa pakai blander adalah satu tahun
-          Masa pakai etalase adalah tiga tahun (jika anda membuka outlet dirumah)
-          Masa pakai perlengkapan lain (Loyang, panci,frypan,dan lain – lain) adalah satu tahun

A.    Biaya Investasi
      Dibawah ini adalah biaya investasi yang harus anda keluarkan untuk mendirikan usaha roti dan kue dirumah.
Keterangan
Nilai (Rp)
Biaya Renovasi Outlet
2.000.000
Lemari Es
1.500.000
Kompor Dan Tabung Gas
   350.000
Etalase
1.500.000
Microwave (800 Watt)
   949.000
Stand Mixer (3,5 L)
   137.900
Blander (1,5 L)
   209.900
Peralatan Lain :
-    Fryfan
-    Loyang     8 X Rp 20.000
-             -  Saucepan (16 Cm)
-    Panci
-    Peralatan Lain (Bermacam Bentuk Sodet)

      25.000
    160.000
    109.900
      17.000
      20.000
Total Investasi
6.978.700

B.     Biaya Operasional Per Bulan
            Usaha roti dan kue juga membutuhkan biaya operasional yang harus dikleluarkan setiap bulan agar produksi dapat terus berlangsung. Yang termasuk biaya operasional diantaranya :

Keterangan
Nilai (Rp)
Biaya Tetap
Penyusutan Lemari Es         1/60 x 1.500.000
Penyusutan Etalase              1/36 x 1.500.000
Penyusutan Kompor Gas     1/36 x    200.000
Penyusutan Microwave       1/24 x    949.000
Penyusutan Stand mixer      1/12 x    137.900
Penyusutan Blander             1/12 x    209.900
Penyusutan Peralatan Lain  1/12 x    331.900
Gaji Karyawan              2 Orang x    500.000

      25.000
      41.700
       5.600
     39.550
     11.500
     17.500
     27.700
1.000.000
Total Biaya Tetap
1.168.550
Biaya Variabel
Pembelian Bahan Baku
Biaya Komunikasi
Biaya Promosi (Spanduk Dan Leaflet)
Biaya Transportasi
Biaya Listrik
Biaya Gas

3.600.000
   100.000
   200.000
   100.000
   200.000
   120.000
Total Biaya Variabel
4.320.000
Total Biaya
5.488.550

            Pembelian bahan baku sangat tergantung pada kebutuhan produksi. Adakalanya anda akan memproduksi roti dan kue misalnya pada waktu menjelang hari raya. Tapi di hari – hari biasa dua kali naik Loyang (sekali naik Loyang = membuat 8 loyang kue dan roti). Untuk satu kali naik Loyang, anda membutuhkan : gula 1 Kg, margarine 1 Kg, pengembang kue 1 Ons, baking powder, vanilli, 1 Kg terigu, dan 2 Kg telur. Jika harga sedang stabil, anda hanya perlu mengeluarkan Rp 60.000 untuk semua bahan diatas. Dan berikut ini adalah perincian biaya bahan baku untuk sebulan :
Rp 60.000 x 2 kali x 30 hari = Rp 3.600.000,-
C.    Penerimaan Rata – Rata Perbulan
            Dihari-hari biasa dan dalam situasi pasar yang stabil, konsumen masih mempunyai daya beli yang tinggi, Anda bisa memperoleh pemasukan  yang lumayan dari menjual roti dan kue. Di bawah ini adalah estimasi pendapatan yang bisa anda peroleh.

Penjualan kue basah (50 x Rp.1.500 x 30 hari)                           Rp  2.250.000
   Penjualan tart potong 25 x Rp.1.500 (satuan) x 30 hari              Rp  1.125.000
Penjualan kue ulang tahun (Rp.200.000 x 5 hari)                        Rp  1.000.000
Penjualan black forest (2 x Rp.80.0000 x 10 hari)                      Rp  1.600.000
Penerimaan pesanan snack kotak (500 x Rp.3.500 x 3 hari)       Rp  3.150.000   +
                                                                                                    Rp  9.125.000

D.    Keuntungan per bulan
     Keuntungan         = Total penerimaan – total biaya operasional
                                  = Rp 9.125.000 – Rp 5.488.550
                                  = Rp 3.636.450

Pay back periode = (Total investasi : Keuntungan) x 1 bulan
                                  = Rp 6.978.700 : Rp 3.636.450 x 30
                                  = 1 bulan 27 hari

5.      Profil Usaha : Ferry Bakery
         Terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) tidak membuat Ferry Nurdin terpuruk. Berbekal pengalaman, usaha, dan kerja kerasnya selama puluhan tahun menjadi pegawai di perusahaan roti, PHK malah membuatnya kreatif membuka usaha sendiri. Kini, usaha roti dan kue yang dirintisnya telah beromset Rp 45.000.000,- per bulan dan mampu menghidupi keluarga berserta 10 karyawan yang tinggal di rimahnya.
         Maret 1997, dengan pesangon Rp 1.600.000,- yang didapatnya, ia membeli alat – alat dan mengontrak rumah sebagai tempat usahanya. Setiap hari, ia bangun pukul 2 dini hari dan membuat donat sebanyak 4 kilo per hari bersama istrinya, yang kemudian ia antar dengan berjalan kaki ke kios – kios di pasar pada pukul 6 pagi. Siangnya, ia membuat roti yang sorenya ia antar lagi ke pasar. Semua ini ia jalani selama 2 tahun.
         Di tahun 1999, ayah 2 anak ini dapat membeli sepeda seharga Rp 35.000,- yang memudahkannya untuk mengantar dagangannya. Tahun 2003, akhirnya ia berhasil membeli sepeda motor. Tahun 2003 Ferry membeli rumah secara mencicil di beji, Depok yang ia tempati sampai sekarang. Sambil masih tetap mengantar kue – kuenya  ke kios di pasar, dengan bantuan dua pegawai ia membuka usaha dan menjual dagangannya sendiri di rumah.
                        Rumahnya yang terletak jauh di dalam gang tidak membuat usahanya sepi. Setiap hari orang tidak pernah berhenti mampir dan membeli kue – kue dan roti. Ini karna harga yang ditawarkan Ferry termasuk murah, tanpa mengurangi rasa dan kualitas. Sebuah tart potong berukuran sekitar 6 x 7 Cm ia jual seharga Rp 1.000,-. Pisang molen yang biasa di jual dengan harga Rp 2.000,- dapat dibeli pelanggan dengan harga Rp 1.000,- sehingga ada pelanggan yang membeli molennya untuk dijual lagi dengan harga Rp 1.500,-.
         Melihat ramainya toko, sekarang ada sekitar 10 orang yang menitipkan barang mereka di tokonya. Dari kue – kue titipan ini Ferry Cuma mengambil untung Rp 100,- per buah. Tapi bagaimana pun ia merasa senangkarena bisa membantu orang lain dengan dagangannya tampak semakin ramai.
         Ferry dikenal sebagai pengusaha roti yang serba bisa. Ia bercerita bahwa kemampuannya membuat kue tart ulang tahun dan pengantin, ia pelajari secara otodidak di tempatnya bekerja dulu. Setiap malam ia mempelajarinya sendiri karena pembagian karyawan di divisinya masing – masing tidak memudahkan Ferry untuk belajar. Ia melakukannya karena memang senang membuat dan menghias kue.
         Tidak seperti pengusaha lain, Ferry bahkan bisa membuat adonan yang gagal atau roti yang hangus menjadi roti yang cantik yang tidak kalah enak dan laku terjual. Semua karena niat dan pengalamannya membuat roti. Alat – alat yang ia gunakan pun kebanyakan merupakan alat lama seperti oven gas, serta mixer dan etalase penghangat yang ia beli dari tangan kedua.
         Di outlet rumahnya ada berbagai macam kue dan roti produksinya sendiri, antara lain bolu mamer, bolu pandan, bolu keju, donat keju, lapis Surabaya, black forrest, tart ulang tahun dan pernikahan, tarcis dan aneka roti seperti roti buaya. Ia sengaja menjual aneka macam roti dan kue untuk mengantisipasi jika satu kue tidak laku, ia masih bisa mendapatkan keuntungan dari kue lainnya.
         Menurutnya, diantara semua jenis kue itu, yang paling banyak mendatangkan keuntungan adalah bolu yang sebagian ia titipkan ke pasar. Sebuah kue bolu kurang lebih 25 Cm ia jual dengan harga Rp 17.000,-. Dari situ ia mendapat unung Rp 2.000,-
         Keuntungan terbesar juga ia dapatkan dari bermacam – macam kue tart ulang tahun dan pernikahan. Kue ulang tahun ia jual dengan harga mulai Rp 160.000,- hingga jutaan rupiah. Dari sini ia bisa mendapatkan keuntungan sebesar 30%. Dua jenis kue terakhir ini dapat diatur biaya pembuatannya dengan memperhitungkan harga bahan bakunya, seperti telur, terigu, dan gula.
         Saat ini Ferry sedang membangun sebuah ruangan di sebelah rumahnya yang nantinya akan ia pakai untuk mengembangkan usahanya.
Penutup
 Kue Dan Roti adalah jenis makanan yang tidak tahan lama maka dari itu untuk menyimpannya anda membutuhkan sebuah etalase khusus. Dalam etalase ini roti dan kue bisa bertahan maksimal tiga hari dan relatif murah tetapi kualitasnya tetap terjamin.
Membuat  kue dan roti itu, paling banyak mendatangkan keuntungan adalah bolu yang sebagian ia titipkan ke pasar. Sebuah kue bolu kurang lebih 25 Cm ia jual dengan harga Rp 17.000,-. Dari situ ia mendapat unung Rp 2.000,-
Keuntungan terbesar dari usaha kue dan roti juga di dapatkan dari bermacam – macam kue misalnya, kue tart ulang tahun dan pernikahan. Kue ulang tahun ini di jual dengan harga mulai Rp 160.000,- hingga jutaan rupiah. Dari sini lah bisa mendapatkan keuntungan sebesar 30%.
Sarannya, Untuk anda yang ingin memulai usaha kue dan roti sebaiknya dilakukan percobaan terlebih dahulu sehingga dapat mengetahui bahan – bahan dan peralatan apa saja yang akan di butuhkan dan dapat mengetahui harga bahan – bahan dan peralatannya. Serta harga relatif murah dan kualitasnya tetap terjamin.

sumber:
·         Priandarini Lucia. 2007. Panduan Lengkap Memulai Dan Mengelola Usaha Di Rumah.                                 Cetakan Pertama. Jakarta : TransMedia Pustaka