Kamis, 23 April 2015

Konflik Ekonomi Global Pertahanan Politik dan Multistakeholder Governance



Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan Bersama (CFSP) 

Uni Eropa memiliki kebijakan luar negeri dan keamanannya sendiri, yang memungkinkannya untuk berbicara – dan bertindak – sebagai satu kesatuan dalam permasalahan dunia. Di dunia internasional dan global, 28 Negara Anggota Uni Eropa memiliki nilai penting dan pengaruh yang lebih besar ketika mereka bertindak secara bersama-sama sebagai Uni Eropa daripada masing-masing tersendiri sebagai 28 negara.
Hal tersebut dikukuhkan oleh Traktat Lisabon tahun 2009 yang menciptakan jabatan Perwakilan Tinggi untuk Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan, yang juga merupakan Wakil Presiden Komisi Eropa, serta dibentuknya Layanan Diplomatik Eropa – Layanan Hubungan Luar Negeri Eropa (European External Action Service/ EEAS).
Peran Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan Uni Eropa adalah untuk memelihara perdamaian dan memperkuat keamanan internasional sesuai dengan prinsip-prinsip Piagam PBB; mendorong kerjasama internasional; dan mengembangkan serta mengkonsolidasikan demokrasi dan supremasi hukum serta penghormatan hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan mendasar.

Diplomasi yang menentukan
Uni Eropa merupakan pemain penting dalam permasalahan internasional, mulai dari pemanasan global sampai konflik di Timur Tengah. Dasar kebijakan luar negeri dan keamanan Uni Eropa adalah penggunaan diplomasi – yang apabila perlu didukung dengan perdagangan, bantuan dan kemanan serta pertahanan – untuk menyelesaikan konflik dan mencapai kesepahaman internasional.
Besarnya ukuran Uni Eropa yang terdiri atas 28 Negara Anggota – secara ekonomi, perdagangan, dan keuangan – membuatnya menjadi sebuah kekuatan utama di dunia. Uni Eropa memainkan peran penting dalam permasalahan global – dan nilai pentingnya semakin besar karena negara-negara Uni Eropa semakin banyak membuat keputusan-keputusan kebijakan luar negeri secara bersama.
Uni Eropa membentuk kemitraan dengan semua pemain penting di dunia – termasuk para pemain baru – di mana mereka memiliki pandangan dunia dan kepentingan masing-masing. Uni Eropa berupaya memastikan bahwa kemitraannya didasarkan pada kepentingan dan manfaat bersama, di mana kedua pihak memiliki hak serta kewajiban. Uni Eropa mengadakan pertemuan secara teratur dengan Amerika Serikat, Jepang, Kanada, Rusia, India dan Cina. Hubungannya dengan negara-negara tersebut dan dengan negara-negara lain mencakup berbagai bidang, termasuk pendidikan, lingkungan, keamanan dan pertahanan, kriminalitas dan hak asasi manusia.

Pemeliharaan perdamaian dan stabilisasi
Uni Eropa telah mengirimkan misi-misi pemeliharaan perdaiaman ke beberapa bagian dunia yang mengalami konflik, seperti Georgia pada tahun 2008. Misi Pemantau Uni Eropa di Georgia mengamati situasi dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada orang-orang yang harus mengungsi akibat peperangan. Di Kosovo, Uni Eropa mengirimkan pasukan polisi dan hukum berkekuatan 1900 orang pada bulan Desember 2008 untuk menegakkan hukum dan ketertiban (EULEX Kosovo).
Sarana untuk melakukan intervensi
Uni Eropa tidak memiliki pasukan tentara tetap. Akan tetapi, berdasarkan Kebijakan Keamanan dan Pertahanan Bersama (Common Security dan Defence Policy/ CSDP), Uni Eropa mengandalkan pasukan yang dapat digunakannya untuk:
  • operasi gabungan pelucutan senjata
  • tugas kemanusiaan dan penyelamatan
  • nasihat dan bantuan militer
  • pencegahan konflik dan pemeliharaan perdamaian
  • tugas pasukan tempur dalam penanganan krisis, termasuk pemeliharaan perdamaian dan stabilisasi pasca-konflik.
Semua tugas tersebut dapat berkontribusi dalam perang melawan terorisme, termasuk dengan mendukung negara-negara non-Uni Eropa dalam memerangi terorisme di wilayah mereka.
Sepanjang dasawarsa terakhir, Uni Eropa telah melaksanakan 23 misi sipil dan operasi militer di tiga benua, yang dikerahkan untuk menangani berbagai krisis, mulai dari pembangunan perdamaian pasca-tsunami di Aceh, hingga melindungi para pengungsi di Chad dan perang melawan bajak laut di kawasan pantai Somalia dan Tanduk Afrika. Peran Uni Eropa dalam bidang keamanan semakin besar.
Apabila disetujui oleh Dewan Uni Eropa, Uni Eropa juga dapat melaksanakan operasi tanggap cepat dengan mengerahkan dua buah grup tempur tunggal berkekuatan 1500 orang secara bersamaan.

Menjangkau keluar
Sebagaimana halnya dengan Rusia, Uni Eropa berupaya memperkuat hubungan dengan Belarusia, Armenia, Azerbaijan, Georgia, Moldova dan Ukraina. Uni Eropa menawarkan pendanaan yang besar untuk negara-negara tersebut, serta prospek perjanjian perdagangan bebas apabila negara-negara tersebut melaksanakan reformasi politik dan ekonomi untuk memperkuat demokrasi.
Setelah terjadinya Gerakan Musim Semi Arab (Arab Spring) pada tahun 2011, Uni Eropa meluncurkan kembali Kebijakan Kawasan Eropa (European Neighbourhood Policy) untuk menyatakan solidaritasnya dengan pihak-pihak yang menyerukan demokrasi. Kebijakan tersebut, yang dirancang untuk memperkuat hubungan Uni Eropa dengan negara-negara tetangganya di kawasan timur dan selatan, menawarkan keterkaitan politik, integrasi ekonomi dan peningkatan mobilitas. Uni Eropa memberikan jenis dukungan yang berbeda dalam upaya-upaya internasional untuk mencapai perdamaian di Timur Tengah. Sebuah pengaturan dua negara di mana negara Palestina hidup berdampingan dengan Israel merupakan tujuan Uni Eropa; dan Uni Eropa bekerjasama dengan PBB, Amerika Serikat dan Rusia (secara bersama-sama membentuk sebuah ‘Kuartet’) untuk mendorong kedua belah pihak untuk mencapai kesepakatan.

Pembuatan keputusan dalam Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa
Badan pembuat keputusan utama dalam Uni Eropa adalah Dewan Eropa yang terdiri atas 28 Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan Negara Anggota Uni Eropa, yang bertemu empat kali dalam setahun. Para anggota Dewan Eropa menentukan prinsip-prinsip dan pedoman umum kebijakan.
Peran Perwakilan Tinggi Federica Mogherini adalah untuk memastikan keterpaduan dalam kebijakan-kebijakan luar negeri Uni Eropa. Beliau memimpin pertemuan bulanan Dewan Urusan Luar Negeri (Foreign Affairs Council) di mana para Menteri Luar Negeri dari 28 Negara Anggota Uni Eropa bertemu dan juga mengikuti pertemuan Dewan Eropa serta memberikan laporan tentang permasalahan luar negeri.
Sebagian besar keputusan dalam bidang Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan dibuat berdasarkan unanimitas – yaitu dengan suara bulat mayoritas Negara-Negara Anggota Uni Eropa (dan bobot hak suara mereka masing-masing dalam Dewan Urusan Luar Negeri).
Peran dari EEAS adalah untuk mendukung Perwakilan Tinggi; badan tersebut juga merupakan Layanan Diplomatik Uni Eropa. EEAS memiliki jaringan yang terdiri atas lebih dari 130 Delegasi dan Kantor di seluruh dunia, yang bertugas untuk mempromosikan dan melindungi kepentingan-kepentingan Eropa. Badan tersebut bekerjasama secara erat dengan Komisi Eropa dan Kementerian Luar Negeri Negara-Negara Anggota Uni Eropa.
Dengan Iran, Uni Eropa memiliki peran yang tidak kalah aktifnya, di mana Uni Eropa memimpin berbagai perundingan yang bertujuan untuk mendorong Iran mengurangi program nuklirnya. Uni Eropa juga mengintensifkan hubungan dengan kelompok-kelompok regional, terutama di Asia dan Amerika Latin. ‘Peningkatan kemitraan’ mengimbangi unsur ekonomi, politik, sosial dan budaya dalam hubungan-hubungan tersebut.


Kesimpulan :
Pertahanan Uni Eropa merupakan peranan penting dalam dunia internasional karena didukung dengan perdagangan dan politiknya. Uni Eropa membuat keputusan-keputusan kebijakan luar negeri secara bersama, Serta memastikan bahwa kemitraan didasarkan pada kepentingan dan manfaat bersama serta memiliki hak dan kewajibannya.

Saran :
Uni Eropa harus memilihara perdamain antar negara supaya dapat bekerja sama dengan baik, didalam berbagai bidang seperti pendidikan,keamanan dan pertahanan, kriminalitas hak asasi manusia.

Uni Eropa harus berupaya memperkuat hubungan dengan negara-negara yang mayoritas dimana pertahanan negara tersebut lemah,untuk itu perlunya peningkatan serta bantuan dari negara-negara yang maju untuk membantu dan menciptakan perdamaian antar negara supaya tidak ada lagi pertumpahan antar negara 

Sumber :  
http://eeas.europa.eu/delegations/indonesia/key_eu_policies/common_foreign_security_policy/index_id.htm